serupa.id

seni belajar untuk hidup

Problem Solving (Pemecahan Masalah) : Pengertian, Indikator, Faktor, dsb

' data-src=

Daftar Isi ⇅ show

Salah satu keterampilan yang digaungkan untuk menghadapi era pendidikan abad 21 adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu skill set penting untuk menghadapi tuntutan hidup di zaman yang serba cepat ini. Mengapa? Karena kecepatan dan ketelitian merupakan hal yang amat berbenturan, dan ketika kita ingin mewujudkannya, maka akan timbul banyak permasalahan, yakni kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian keterampilan problem solving amatlah dibutuhkan di masa ini.

Namun demikian tidak usah menyalahkan kebutuhan abad 21, revolusi industri 4.0, atau pengaruh globalisasi juga pada dasarnya setiap orang akan menghadapi masalah. Kita semua akan selalu menemui masalah dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu berusaha untuk memecahkannya. Tentunya tingkat kesulitannya amatlah beragam, mulai dari yang sudah memiliki langkah untuk menyelesaikannya, hingga masalah baru yang lebih sulit untuk dipecahkan.

Oleh karena itu problem solving serta kemampuan memecahkan masalah merupakan konsep dan keterampilan penting yang harus dipahami dan dikuasai. Berikut adalah berbagai uraian mengenai problem solving atau pemecahan masalah mulai dari pengertian, indikator, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya.

Pengertian Problem Solving

Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

Sementara itu menurut Lucenario dkk (dalam Khoiriyah & Husana, 2018, hlm. 151) problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang antuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya yang berarti melakukan pergerakan antara keadaan sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini berkaitan dengan definisi masalah yang berarti kenyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan problem solving berusaha untuk memperbaiki kenyataan tersebut menjadi sesuai dengan harapan.

Selanjutnya, menurut Solso (dalam Mawaddah, 2015) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menentukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Tentunya solusi spesifik berarti solusi yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Selain itu, Gagne dalam (Made, 2016, hlm. 52) mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Kombinasi dari sejumlah aturan dapat dipahami sebagai algoritma atau langkah-langkah yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan.

Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah aktivitas proses berpikir untuk mencari solusi berupa suatu prosedur atau langkah yang spesifik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Jenis Masalah

Terdapat beberapa jenis masalah, yaitu:

  • Masalah yang prosedur pemecahannya sudah ada dan telah diketahui siswa;
  • Masalah yang prosedur pemecahannya belum diketahui oleh siswa;
  • Masalah yang sama sekali belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Tentunya dalam pendidikan abad 21, kemampuan pemecahan masalah yang diharapkan dapat dikuasai adalah penyelesaian masalah terhadap masalah yang belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.

Indikator Problem Solving

Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa seseorang atau dalam bidang pendidikan spesifiknya peserta didik telah mampu menggunakan kemampuan problem solvingnya? Terdapat indikator yang dapat mencirikan bahwa seseorang tengah mempraktikan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Johnson & Johnson (Tawil & Liliasari, 2013, hlm. 93) indikator-indikator penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • “Mampu mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu-isu hangat yang terjadi di lingkungannya;
  • “Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya peserta didik harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi;
  • “Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas”. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbedabeda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;
  • “Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan”. Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada;
  • “Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.

Tabel Indikator Problem Solving

Jika disusun dalam tabel indikator seperti layaknya indikator-indikator lainnya dalam bidang pendidikan, maka indikator penyelesaian masalah dapat dijabarkan sebagai berikut.

Sumber: Tawil & Liliasari, (2013, hlm. 93)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Problem Solving

Menurut Kartika,(2017, hlm. 327) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut.

  • Pengalaman Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal wacana atau soal aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan terhadap biolohi dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri seperti menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya bisa, maupun dorongan dari luar diri (eksternal) seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah.
  • Kemampuan memahami masalah Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep soal, tugas, atau permasalahan nyata yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
  • Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. keterampilan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
  • Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal apapun sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sikap mandiri dapat membuat seseorang mampu menghadapi masalah yang ada. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki sikap mandiri, dia tidak mampu menghadapi jika ada masalah.
  • Kepercayaan diri Kepercayaan diri akan memperkuat motivasi mencapai keberhasilan, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, semakin kuat pula semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Langkah-langkah Problem Solving

Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.

  • Memahami Masalah Langkah ini sangat menekankan kesuksesan memperoleh solusi masalah. Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta – fakta menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yang ditulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dipelajari dengan seksama. Biasanya siswa harus menyatakan kembali masalah dalam bahasanya sendiri.
  • Membuat Rencana Pemecahan Masalahi Langkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika masalah sudah dapat dipahami. Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah rutin dengan tugas menulis kalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan penerjemah masalah menjadi bahasa matematika. Jika masalah yang dihadapi adalah masalah nonrutin, maka suatu rencana perlu dibuat, bahkan kadang strategi baru perlu digambarkan.
  • Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalahi Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalam langkah harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk melalui, estimasi solusi yang dibuat sangat perlu. Diagram, tabel, atau urutan dibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. Tabel digunakan jika perlu. Jika solusi memerlukan komputasi, kebanyakan individu akan menggunakan kalkulator untuk menghitung daripada menghitung dengan kertas dan pensil dan mengurangi kekhawatiran yang sering terjadi dalam pemecahan masalah. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah.
  • Melihat (mengecek) Kembali Selama langkah ini berlangsung, solusi masalah harus dipertimbangkan. Perhitungan harus dicek kembali. Melakukan pengecekan dapat melibatkan pemecahan yang menentukan akurasi dari komputasi dengan menghitung ulang. Jika membuat estimasi, maka bandingkan dengan solusi. Solusi harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan. Bagian penting dari langkah ini adalah ekstensi. Ini melibatkan pencarian alternatif pemecahan masalah.
  • Handayani, Kartika. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. SEMNASTIKA 2017, 06 May 2017, Medan.
  • Khoiriyah, A. J., & Husamah, H. (2018). Problem-based learning: creative thinking skills, problem-solving skills, and learning outcome of seventh grade students. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 4(2), 151–160. https://doi.org/10.22219/jpbi.v4i2.5804
  • Made, W. (2016). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara.
  • Mawaddah, Siti. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran genaratif (generative learning ) di smp. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2)
  • Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks. Makassar: Badan Penerbit Universitas Makassar.
  • Uno, Hamzah. 2014. Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. cetakan ke-10. Jakarta: Bumi Aksara.

Artikel Terkait

Leave a comment.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Gramedia Literasi

Problem Based Learning: Pengertian, Proses, Manfaat, dan Tantangannya!

pengertian problem solving learning

Hai, Grameds , teman-teman pembelajar! Ketika kita berbicara tentang metode pembelajaran yang inovatif dan menantang, Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu yang selalu menonjol. PBL bukan hanya sekadar gaya belajar biasa, melainkan sebuah petualangan intelektual yang mengajak kita untuk memecahkan masalah dunia nyata sambil mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang konsep yang dipelajari.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi segala sesuatu yang perlu kamu ketahui tentang PBL. Mulai dari pengertian dasarnya hingga proses pelaksanaannya, manfaat yang ditawarkannya, hingga tantangan yang mungkin kita hadapi saat menerapkannya. Bersiaplah untuk memperluas wawasanmu dan merasakan semangat pembelajaran yang baru!

Pengertian Problem Based Learning

View this post on Instagram A post shared by Gramedia Bali Galeria (@gramediabali_galeria)

Problem Based Learning (PBL) merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pemecah masalah aktif. Dalam metode ini, bukan hanya menghafal fakta-fakta, melainkan siswa diajak untuk memecahkan masalah dunia nyata yang relevan dengan materi pelajaran. Konsep dasar dari PBL adalah pemberian sebuah “problem” atau masalah kompleks kepada siswa, yang kemudian mereka teliti secara mandiri atau dalam kelompok. Masalah tersebut biasanya mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan nyata, seperti merancang solusi untuk mengatasi perubahan iklim atau mengevaluasi kebijakan kesehatan masyarakat.

Dengan mengeksplorasi masalah ini, siswa tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-konsep akademis, tetapi juga mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, kerjasama tim, dan pemikiran kritis. Selain itu, PBL juga mengajarkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka. Dengan demikian, PBL tidak hanya tentang mengisi kepala dengan informasi, tetapi lebih merupakan pengalaman belajar yang membentuk pemikiran kritis dan kemandirian siswa.

Problem Based Learning

Dalam dunia pendidikan, ada beberapa metode pembelajaran yang banyak digunakan di dalam kelas. Salah satunya adalah Problem Based Learning atau yang biasa disebut dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Sesuai dengan namanya, Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu metode pembelajaran inovatif yang lebih memfokuskan pada pemecahan masalah. Pemecahan masalah digunakan sebagai cara untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Pembelajaran berbasis masalah melatih peserta didik mempelajari konten pengetahuan dan mengatasi masalah dalam kehidupan nyata. Pembelajaran berbasis masalah pada awal mulanya dirancang untuk menanggapi kritik bahwa metode pembelajaran konvensional (tradisional) gagal membekali mahasiswa kedokteran dalam memecahkan masalah klinis. Setelah berhasil diterapkan di berbagai bidang pendidikan ilmu kedokteran, kini Problem Based Learning telah diterapkan di dunia pendidikan mulai dari tingkat menengah sampai dengan tingkap perguruan tinggi. Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran berdasarkan pada prinsip penanganan kasus sebagai titik pangkal untuk mendapatkan dan mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang baru. Pengertian lain tentang Problem Based Learning merupakan metode pembelajaran yang mana peserta didik diberikan permasalahan shari hari yang kompleks dan tidak memilikisatu jawaban yang benar. Hadirnya buku Problem Based Learning menjadi salah satu cara yang dapat digunakan oleh para pendidik dalam usaha membantu peserta didik agar menjadi kompeten dalam memecahkan masalah dan menghadapi tantangan ke depan.

Proses Pembelajaran Problem Based Learning

pengertian problem solving learning

Dalam pembelajaran Problem Based Learning  murid akan melalui rangkaian proses, berikut adalah proses pembelajaran PBL:

1. Penyajian Masalah

Proses dimulai dengan memberikan sebuah masalah atau tantangan yang kompleks kepada siswa. Masalah ini biasanya relevan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari dan mengharuskan siswa untuk melakukan analisis mendalam.

2. Perencanaan Strategi

Setelah menerima masalah, siswa diminta untuk merencanakan strategi penyelesaian. Mereka harus memikirkan langkah-langkah yang perlu diambil, sumber daya apa yang diperlukan, dan cara terbaik untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Kolaborasi dalam Kelompok

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelidiki masalah tersebut. Mereka bertukar ide, membagikan pengetahuan, dan bekerja sama untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut.

4. Penyelidikan dan Analisis

Selama proses penyelidikan, siswa melakukan riset, mengumpulkan data, dan menganalisis informasi yang relevan untuk membantu mereka memecahkan masalah. Mereka menerapkan konsep-konsep akademis yang telah dipelajari dalam konteks nyata.

5. Bimbingan Guru

Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa melalui proses pembelajaran. Mereka memberikan arahan, memberikan umpan balik, dan membantu siswa ketika diperlukan.

6. Presentasi Solusi

Setelah menyelidiki masalah, siswa diharapkan untuk menyajikan solusi atau rekomendasi mereka secara sistematis. Mereka menggunakan bukti dan argumen yang mereka kembangkan selama proses PBL untuk mendukung proposisi mereka.

7. Refleksi dan Evaluasi

Setelah presentasi solusi, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran. Mereka mengevaluasi keberhasilan mereka dalam memecahkan masalah dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan untuk pembelajaran di masa depan.

Melalui proses ini, siswa tidak hanya mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran, tetapi juga mengasah keterampilan pemecahan masalah, kerjasama tim, dan berpikir kritis yang penting untuk sukses dalam pembelajaran.

 Dr. Rasto, M.Pd. Rego Pradana, M.Pd PROBLEM BASED LEARNING VS SAINS TEKNOLOGIDalam Meningkatkan Intelektual Siswa

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, baik model pembelajaran sains teknologi maupun model pembelajaran problem based learning. Kedua model tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing, tetapi kita perlu mengetahui tingkat keberhasilan masing-masing model tersebut. Sehingga kita dapat menentukan model mana yang paling tepat digunakan dalam proses kegiatan pembelajaran terutama untuk menjawab permasalah lingkungan saat ini. Buku ini adalah hasil penelitian tentang dua model pembelajaran dan perbandingan keduanya serta pembahasan langkah-langkah dari dua model pembelajaran tersebut, sehingga diakhir buku ini kita bisa mengetahui model pembelajaran mana yang paling efektif.

Manfaat Problem Based Learning

Problem Based Learning (PBL) telah terbukti memberikan sejumlah manfaat bagi siswa dan proses pembelajaran secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari pendekatan ini:

Pemahaman yang Mendalam

Dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional yang berfokus pada menghafal fakta, PBL memungkinkan siswa untuk memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-konsep akademis. Melalui pemecahan masalah dunia nyata, siswa dapat mengaitkan teori dengan praktik, sehingga memperkuat pemahaman mereka.

Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis

Dalam PBL, siswa diajak untuk berpikir kritis saat menghadapi masalah yang kompleks. Mereka harus menganalisis informasi, mengevaluasi solusi yang mungkin, dan membuat keputusan berdasarkan bukti yang ada. Hal ini membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis yang penting dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja.

Keterlibatan yang Tinggi

Pendekatan PBL sering kali memicu keterlibatan yang tinggi dari siswa. Hal tersebut dikarenakan mereka secara aktif terlibat dalam memecahkan masalah yang menarik dan relevan, motivasi dan minat mereka terhadap pembelajaran meningkat.

Pengembangan Keterampilan Kolaborasi

Dalam PBL, siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelidiki masalah dan mencari solusi bersama. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan kerjasama tim, komunikasi, dan negosiasi yang penting dalam situasi kehidupan nyata.

Pemecahan Masalah Praktis

Salah satu aspek penting dari PBL adalah kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi nyata. Dengan memecahkan masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia profesional, siswa dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah praktis yang berguna di berbagai konteks.

Pembelajaran Mandiri yang Meningkat

Dalam PBL, siswa memiliki kesempatan untuk mengambil kendali atas pembelajaran mereka sendiri. Mereka belajar untuk menjadi pembelajar mandiri yang mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar mereka sendiri, mengatur waktu mereka, dan mengelola sumber daya pembelajaran.

Persiapan untuk Dunia Nyata

Akhirnya, PBL membantu siswa untuk menjadi siap menghadapi tantangan di dunia nyata. Dengan memperoleh pengalaman dalam memecahkan masalah yang kompleks dan bekerja dalam tim, mereka menjadi lebih siap untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang serba cepat dan berubah-ubah.

Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa PBL terus menjadi pilihan populer di berbagai tingkatan pendidikan karena manfaatnya yang beragam bagi siswa dan pembelajaran mereka.

Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Edisi 2

Model Problem Based Learning adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan konsep- konsep penting, dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai keterampilan mengarahkan diri. Pembelajaran berbasis masalah penggunaannya di dalam tingkat berfikir yang lebih tinggi, dalam situasi berorientasi pada masalah, termasuk bagaimana belajar. Buku ini membahas seputar model pembelajaran PBL, membandingkan penggunaan model ekspositori san PBL, membahas sedikit ttg asal usul PBL yakni konstruktivisme dan model yg berpusat pada siswa, kelebihan buku ini adalah terdapat contoh RPP yg menggunakan model pembelajaran PBL sehingga tepat sekali bagi anda yang membutuhkan dan ingin membuat RPP dengan PBL, kekurangan buku ini apabila anda mencari teori asli mengenai PBL buku ini kurang disarankan. Sesuai dengan judulnya buku ini cocok sebagai panduan pelaksanaan PBL dan kurang cocok apabila mencari teori asli mengenai PBL.

Tantangan Problem Based Learning

pengertian problem solving learning

Meskipun Problem Based Learning (PBL) memiliki sejumlah manfaat yang signifikan, ada beberapa tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkannya. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang perlu dipertimbangkan:

1. Persiapan Materi dan Waktu

Salah satu tantangan utama PBL adalah persiapan materi dan waktu yang diperlukan untuk merancang dan melaksanakan pembelajaran berbasis masalah. Guru perlu menghabiskan waktu untuk merancang skenario masalah yang relevan dan menyiapkan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran.

2. Pembagian Kelompok yang Efektif

Memastikan pembagian kelompok yang efektif bisa menjadi tantangan, terutama karena perbedaan dalam tingkat pemahaman dan keterampilan antara siswa. Guru perlu memperhatikan dinamika kelompok dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok terlibat secara aktif.

3. Evaluasi yang Komprehensif

Menilai pembelajaran dalam konteks PBL bisa menjadi tantangan. Siswa sering kali menunjukkan pemahaman mereka melalui presentasi, proyek, atau produk yang mereka hasilkan sebagai bagian dari solusi mereka. Oleh karena itu, guru perlu memikirkan metode evaluasi yang komprehensif yang mempertimbangkan aspek kualitatif dan kuantitatif dari pembelajaran.

4. Resistensi terhadap Perubahan

Beberapa guru dan siswa mungkin resisten terhadap perubahan dari metode pembelajaran tradisional ke PBL. Hal ini bisa disebabkan oleh kebiasaan atau ketidakpastian tentang bagaimana PBL akan memengaruhi hasil pembelajaran. Dibutuhkan dukungan dan pelatihan yang tepat untuk membantu mengatasi resistensi ini.

5. Pengelolaan Waktu yang Efisien

Mengelola waktu secara efisien selama sesi PBL bisa menjadi tantangan. Terkadang, siswa bisa terjebak dalam diskusi yang berlarut-larut atau menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyusun solusi tanpa melakukan tindakan konkret. Guru perlu memastikan bahwa sesi PBL berjalan sesuai jadwal dan mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

6. Sumber Daya yang Terbatas

Tergantung pada konteks pendidikan, terutama di sekolah dengan sumber daya terbatas, akses terhadap sumber daya tambahan untuk mendukung PBL bisa menjadi tantangan. Guru perlu menjadi kreatif dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk mendukung pembelajaran berbasis masalah.

Meskipun ada beberapa tantangan dalam menerapkan PBL, dengan perencanaan yang matang, dukungan yang tepat, dan adaptasi yang diperlukan, banyak sekolah dan guru telah berhasil mengatasi hambatan ini dan menemukan bahwa manfaatnya jauh melebihi tantangan yang dihadapi.

Project Based Learning untuk Pembelajaran Abad 21

Project Based Learning untuk Pembelajaran Abad 21 merupakan salah satu buku penunjang pendidikan yang sangat direkomendasikan untuk digunakan oleh pelajar sebagai media pembelajaran. Buku ini dituliskan oleh Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd. Pembelajaran berbasis proyek (Project Based-Learning atau PBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek maupun kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi tertentu dalam pembelajaran yang mengubah atau membalikkan wajah kelas tradisional. Maksudnya melalui pembelajaran ini, pembelajaran di kelas yang umumnya menggunakan pembelajaran konvensional menjadi lebih inovatif. Dalam pembelajaran berbasis proyek, peserta didik melakukan investigasi (penyelidikan) melalui pertanyaan terbuka, menerapkan pengetahuan untuk menghasilkan produk. Selain itu, dalam pembelajaran ini “disetting” agar peserta didik yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan bekerja sama dalam satu kelompok. Dengan begitu metode ini dapat dipilih serta digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang akan memberikan “warna” baru dalam pembelajaran yang umumnya cenderung konvensional. Fokus pembelajaran berbasis proyek bertujuan agar peserta didik dalam pembelajaran dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya melalui proses penyelidikan yang terstruktur dan menghasilkan produk dan berbeda dengan pembelajaran tradisional yang umumnya sekadar mendapat teori-teori yang dihafal saja. Dengan pembelajaran berbasis proyek, peserta didik dapat pengetahuan dan keterampilan yang bermakna jangka panjang.

Itulah pembahasan tentang Problem Based Learning (PBL). Dalam perjalanan kita menjelajahi konsep ini, kita telah menemukan betapa PBL bukan hanya sekadar metode pembelajaran alternatif, tetapi lebih merupakan sebuah petualangan intelektual yang membangun pemahaman mendalam, keterampilan pemecahan masalah, dan kemandirian siswa. Melalui proses yang dinamis dan berorientasi pada masalah dunia nyata, PBL telah membawa dampak positif bagi dunia pendidikan, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan. Meskipun kita telah menyinggung beberapa tantangan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan PBL, kita juga menyadari bahwa dengan tekad, kerjasama, dan inovasi, kita dapat mengatasi hambatan tersebut. Semoga pembahasan ini memberikan inspirasi dan wawasan yang bermanfaat bagi teman-teman pembaca. Mari kita terus berinovasi dan mengeksplorasi berbagai pendekatan pembelajaran yang memajukan dunia pendidikan untuk generasi mendatang. Grameds,  kamu bisa mempelajari lebih dalam terkait Problem Based Learning  (PBL) melalui kumpulan buku metode pembelajaran yang tersedia di Gramedia.com .

Buku Best Seller Novel

  • Novel Fantasi
  • Novel Best Seller
  • Novel Romantis
  • Novel Fiksi
  • Novel Non Fiksi
  • Rekomendasi Novel Terbaik
  • Rekomendasi Novel Horor
  • Rekomendasi Novel Remaja Terbaik
  • Rekomendasi Novel Fantasi
  • Rekomendasi Novel Fiksi
  • Rekomendasi Buku Menambah Wawasan

Artikel Terkait Pendidikan

  • Asynchronous dan Synchronous
  • Asesmen Nasional
  • Contoh Sikap Rendah Hati

Daftar Materi Kelas 10 IPA Kurikulum Merdeka

  • Dasa Darma Pramuka
  • Eksplorasi Penyebab Masalah dalam Pendidikan
  • Evaluasi Pembelajar
  • Film Kartun Edukatif
  • Kegiatan MPLS
  • Konsep Market Day
  • Model ADDIE
  • PTS Adalah: Pengertian dan Tipsnya
  • Pendekatan Pembelajaran
  • Nilai Moral
  • Pertanyaan Untuk Calon Ketua OSIS yang Susah Dijawab
  • Perbedaan Kurikulum dan Silabus
  • Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran
  • Peluang Kerja Jurusan Pendidikan Masyarakat
  • Penilaian Sumatif
  • Perbedaan S1 dan D4
  • problem based learning
  • Postgraduate
  • Rencana Pengembangan Diri
  • Rencana Pembelajaran untuk Guru
  • Remote Learning
  • Tri Satya Pramuka

ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah."

logo eperpus

  • Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas
  • Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda
  • Tersedia dalam platform Android dan IOS
  • Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis
  • Laporan statistik lengkap
  • Aplikasi aman, praktis, dan efisien

pengertian problem solving learning

You may also like

pengertian problem solving learning

Contoh Rencana Pengembangan Diri Guru dan...

pengertian problem solving learning

Tips dan Contoh Membuat Rencana Pembelajaran untuk...

pengertian problem solving learning

Definisi dan Penerapan Teori Behaviorisme dalam...

pengertian problem solving learning

Pendekatan Konstruktivisme: Memahami Definisi dan...

pengertian problem solving learning

Penilaian Sumatif: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan...

About the author.

pengertian problem solving learning

pengertian problem solving learning

Home » Problem Based Learning : Pengertian, Karakteristik, Manfaat, Contoh

ⓘ Terbitkan buku lebih cepat HANYA 1 BULAN? Dapatkan fasilitas VIP ini secara GRATIS! Klik di sini

Problem based learning : pengertian, karakteristik, manfaat, contoh.

  • February 6, 2023

Admin Dunia Dosen

  • No Comments
  • 24,578 views

Problem Based Learning

Metode pembelajaran problem based learning menjadi pembahasan hangat, apalagi menjadi bagian dari pelaksanaan kebijakan baru di dunia pendidikan Indonesia. Metode pembelajaran ini diharapkan Kemdikbud diterapkan di sekolah sampai perguruan tinggi. 

Bagi beberapa tenaga pendidik, istilah yang mengarah ke metode pembelajaran menarik ini mungkin masih asing di telinga, Lantas, apa problem based learning itu? Bagaimana contoh penerapannya?

Apa Itu Problem Based Learning?

Problem based learning merupakan metode pembelajaran yang menuntut para peserta didik (siswa dan mahasiswa) untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 

Dalam bahasa Indonesia, problem based learning diartikan menjadi Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Sesuai namanya, secara sederhana metode ini memberikan suatu masalah kepada peserta didik untuk kemudian diselesaikan dengan baik. 

Sehingga melalui metode pembelajaran ini peserta didik akan terasah keterampilannya berpikir kritis, melakukan analisis, dan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan. Dalam prosesnya, berbagai keterampilan baik hardskill maupun softskill akan terasah.  

Kenali Problem Based Learning Menurut Ahli

Supaya lebih paham lagi definisi dari problem based learning ini, maka simak beberapa definisi yang dipaparkan sejumlah ahli berikut: 

Duch menjelaskan bahwa PBL merupakan model pembelajaran yang menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Sehingga PBL mengacu pada metode pembelajaran berkelompok. Pendidik akan mengarahkan peserta didik membentuk kelompok. Kemudian semua member dalam kelompok bekerjasama menyelesaikan suatu permasalahan. 

Arends 

Arends menyebut, PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga diharapkan mereka dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Gd. Gunantara 

Sementara, Gd. Gunantara menjelaskan PBL sebagai suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pembelajar dengan masalah-masalah praktis atau pembelajaran yang dimulai dengan pemberian masalah dan memiliki konteks dengan dunia nyata.

Sehingga masalah yang diberikan kepada peserta didik diutamakan masalah yang benar-benar terjadi di masyarakat. Hal ini akan membantu peserta didik memiliki solusi atas masalah nyata yang mungkin dihadapi orang sekitarnya. 

Glazer 

Glazer juga memberikan pendapatnya dalam mendefinisikan PBL, Menurutnya PBL adalah suatu strategi pengajaran di mana siswa secara aktif dihadapkan pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata.

Shoimin 

Terakhir adalah definisi dari Shoimin, dimana PBL dijelaskan sebagai menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari. Sehingga diharapkan peserta didik siap dengan masalah nyata di kehidupan mereka. 

Karakteristik Problem Based Learning

Menurut Aris Shoimin, metode pembelajaran problem based learning memiliki beberapa karakteristik khas, yaitu: 

1. Berpusat pada Peserta Didik 

Karakteristik pertama adalah berpusat pada peserta didik. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, fokus utama adalah di peserta didik. Peserta didik diharapkan lebih aktif dalam belajar, bertanya, dan praktek langsung. 

2. Fokus ke Masalah Autentik 

Karakteristik PBL yang kedua adalah fokus ke masalah autentik atau masalah asli alias masalah nyata. Jadi, meskipun memberikan suatu masalah kepada peserta didik tentunya bukan masalah rekayasa melainkan masalah real di lapangan. 

3. Peserta Didik Belajar Secara Mandiri 

Problem based learning ketika diterapkan pada akhirnya peserta didik akan belajar secara mandiri, atau lebih banyak demikian. Kenapa? Sebab mereka fokus menyelesaikan masalah yang diberikan pendidik dan berpikir sendiri selama proses penyelesaian. 

4. Pelaksanaan Berbasis Kelompok 

PBL tidak bisa atau kurang tepat jika diterapkan dengan cara perorangan, idealnya dibentuk kelompok. Sehingga pendidik perlu membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok untuk kemudian menyelesaikan satu masalah bersama-sama. 

5. Pendidik Berperan sebagai Fasilitator 

Karakteristik yang terakhir dari PBL adalah pendidik hanya berperan sebagai fasilitator. Sehingga memberikan kisi-kisi dalam membantu peserta didik menyelesaikan masalah. Eksekusi seluruhnya dilakukan peserta didik itu sendiri. 

Baca Juga :

Metode Pengajaran yang Cocok Saat Puasa

Aneka Metode Mengajar dan Kunci Jadi Dosen Menarik

10 Cara Mengajar Dosen yang Disukai Mahasiswa

Manfaat Penerapan Metode PBL

Menerapkan pembelajaran problem based learning kemudian memberikan banyak sekali manfaat, khususnya bagi peserta didik. Manfaat penerapan metode problem based learning diantaranya: 

1. Mengembangkan Kemandirian Peserta Didik 

Peserta didik yang fokus dalam menyelesaikan masalah di PBL kemudian akan aktif berpikir kreatif dan mencari solusi terbaik secara mandiri. Maka PBL bermanfaat meningkatkan kemandirian mereka dan siap terjun di masyarakat sebagai pribadi yang dewasa. 

2. Mendorong Partisipasi Aktif di Kelas 

PBL mampu mendorong peserta didik lebih aktif ketika belajar di dalam kelas maupun luar kelas karena mereka akan berusaha segera memecahkan masalah, mempresentasikannya, dan siap berdebat. 

3. Mengembangkan Berbagai Keterampilan 

Menyelesaikan suatu masalah tidak cukup hanya paham teori, melainkan bisa mempraktekannya langsung. Beberapa masalah membutuhkan alat bantu, maka banyak keterampilan bisa ikut terasah saat PBL diterapkan. 

4. Mengembangkan Kemampuan Bekerjasama 

Problem based learning berbasis kelompok, maka dalam prosesnya peserta didik akan belajar bagaimana bekerjasama. Kemampuan bekerjasama termasuk keterampilan mumpuni yang banyak dibutuhkan di dunia kerja. 

5. Membentuk Penghargaan Intrinsik 

Lewat metode PBL, maka penghargaan kepada prestasi peserta didik tidak hanya sekedar nilai akademik. Melainkan memberi penghargaan intrinsik. Misalnya puas berhasil menyelesaikan masalah, puas bisa mempresentasikan solusinya, dan lain-lain. 

Ciri Khas Metode PBL

Jika membahas mengenai PBL maka akan membahas juga mengenai ciri khasnya, diantaranya: 

  • PBL dimulai dengan memberikan suatu masalah ke peserta didik. 
  • Masalah adalah masalah di dunia nyata dan berhubungan dengan peserta didik. 
  • Mengorganisasikan masalah di suatu bidang keilmuan. 
  • Peserta didik memiliki tanggung jawab maksimal membentuk proses pembelajaran. 
  • Peserta didik dibentuk menjadi kelompok. 
  • Peserta didik diwajibkan mempresentasikan solusi atas masalah yang diberikan pendidik. 

Kelebihan dan Kekurangan Menerapkan Metode Ini

Sebagai salah satu metode pembelajaran yang dinilai lebih baik dari metode lawas, problem based learning ternyata punya kelebihan sekaligus kekeringan. Adapun kelebihan metode PBL adalah: 

  • Mendidik peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan terampil. 
  • Meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung. 
  • Peserta didik bisa terbiasa belajar dari sumber kredibel dan relevan dengan masalah. 
  • Pembelajaran menjadi kondusif karena peserta didik aktif belajar dan fokus menyelesaikan masalah yang diberikan pendidik. 

Adapun kekurangan dari PBL sendiri juga tetap bisa ditemukan dan berikut adalah beberapa diantaranya:

  • Tidak bisa diterapkan ke semua materi pembelajaran, sehingga sifatnya tertentu saja. 
  • Waktu pembelajaran menjadi panjang karena menyelesaikan masalah tidak bisa hanya satu atau dua jam. 
  • Jika peserta didik tidak terbiasa menyelesaikan masalah maka waktu pengerjaan lebih lama dan bahkan mungkin tidak mau mengerjakan. 
  • Jika jumlah peserta didik terlalu banyak maka pendidik bisa kesulitan melakukan koordinasi dan pembagian kelompok. 

Contoh Penerapan yang Bisa Diikuti Dosen

Adapun salah satu contoh dari penerapan problem based learning adalah sebagai berikut dengan masalah “pencemaran udara”: 

1. Penyajian masalah

  • Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
  • Guru membagikan artikel kepada setiap kelompok mengenai polusi udara dan dampak yang ditimbulkan akibat polusi udara secara eksplisit.
  • Guru bertanya kepada siswa bagaimana cara menanggulangi dampak dari pencemaran udara.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar

  • Dengan bantuan lembar kerja, guru/dosen membimbing siswa merumuskan masalah dan menyusun hipotesis

3. Membimbing penyelidikan kelompok

  • Guru membimbing siswa melakukan investigasi sesuai petunjuk pada lembar kerja  untuk membuktikan hipotesis.
  • Guru membimbing siswa mengumpulkan informasi dan berdiskusi untuk menjawab rumusan masalah.

4. Menyajikan hasil karya

  • Siswa menyusun laporan sementara hasil investigasi dan pemecahan masalah.
  • Siswa melakukan presentasi untuk mengemukakan hasil investigasi.
  • Guru membimbing kegiatan tanya jawab

Problem based learning adalah metode pembelajaran yang menuntut para peserta didik (siswa dan mahasiswa) untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 

Kelebihan problem based learning diantaranya (1) mendidik peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, dan terampil, (2) meningkatkan keaktifan peserta didik selama pembelajaran berlangsung, (3) membiasakan belajar dari sumber kredibel dan relevan dengan masalah.

Bingung menentukan metode pembelajaran selama kuliah? Berikut berbagai macam metode yang bisa Anda pertimbangkan.

Apa Itu Hybrid Learning? Pahami Kelebihan dan Kekurangannya

Student Centered Learning, Mari Mengenal Pendekatan Ini

Micro Teaching: Pengertian, Sejarah, Fungsi, dan Aspek-Aspeknya

Picture of Admin Dunia Dosen

Dosen Wajib Punya Ebook Ini

⚠️Dibuat Sesuai Aturan Dikti

Ebook Rahasia Menulis Buku Ajar

Artikel Terbaru

Chinese Government Scholarship

Chinese Government Scholarship Dibuka untuk S1 Hingga S3, Daftar Segera!

pengertian problem solving learning

Stipendium Hungaricum Scholarship Programme 2025 Dibuka, Cek Sekarang!

falsifikasi dalam penelitian

Falsifikasi dalam Penelitian dan 9 Tips Menghindarinya

karakter dosen

3 Karakter Dosen untuk Pengembangan Indikator Kinerja Dosen

doha institute scholarship

Pendaftaran Doha Institute Scholarship Jenjang S3 Tahun 2025 Dibuka!

pengertian problem solving learning

Hadir sejak tahun 2016, Dunia Dosen telah menjadi pusat informasi peningkatan karir, pelaksanaan tridharma perguruan tinggi dan kolaborasi dosen indonesia

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi

Sosial Media

Hubungi kami.

  • Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581
  • [email protected]
  • 081362311132

2024 © All Reserved – Dunia Dosen

IMAGES

  1. Developing Problem-Solving Skills for Kids

    pengertian problem solving learning

  2. Pengertian Problem Solving dan Cara Meningkatkannya!

    pengertian problem solving learning

  3. Apa Itu Problem Solving? Ini Pengertian, Tujuan, & 5 Metodenya

    pengertian problem solving learning

  4. Problem Artinya

    pengertian problem solving learning

  5. Problem Solving: Pengertian Lengkap dan Tips Meningkatkan Skill

    pengertian problem solving learning

  6. Pengertian Problem Solving

    pengertian problem solving learning

VIDEO

  1. PPL SIKLUS 1: Model Pembelajaran Problem Based Learning oleh Rosyaidah, S. Pd

  2. Problem Based Learning: Transformasi masalah menjadi pelajaran 🌐📚

  3. What is Problem-based learning? or PBL? (Brief explanation)